Sabtu, 02 Mei 2009

Tutur Kata

Hanya sekali mulut bertutur..

Untaian sangat jujur..

Keras meluncur..

Raga terasa membujur..

Tak mampu berkata syukur..

Sekali lagi semua hancur..

Tak berbekas dan melebur..

Tertiup hembusan sepi yang tertidur..

Rasa Hati Saat Sepi Jiwa

Kuncup kembang merah merekah

Terang menyala merah

Memancarkan keindahan yang tak lelah

Menghidupkan hati yang berduka

Membangunkan perasaan yang lara

Tertegun menatap esok

Bias sinar tak tertengok

Menyisakan sunyi seonggok

Melepas tawa bahagia

Tak mungkin bisa terasa

Hati tak menerima

Suasana mati

Semua di dalam hati

Hanya terdengar rintihan menanti

Bias semangat bagai tak menikmati

Sesak di perasaan sulit tuk terobati

Senang tak lagi menghinggapi

Ayunan rembulan menemani

Rintik butiran air dari langit menghiasi

Suasana jauh dalam tercuri

Hampa ruangan jiwa datang lirih

Sisa rasa sayang tertutupi

Jenuh yang tiba disaat yang tak diharapkan

Membuat kebingungan ???

Saksi Kisah Indah

Rerimbunan hijau berbaris rapi

Di tengah keadaan yang tak bersua..

Tempat berpijak seakan tak berujung pada muara

Nafas tak henti menghela

Merasakan hilangnya nestapa

Dari dunia singkat kita

Keindahan jelas telukis secara nyata

Semua..

Adalah saksi pertautan cunta suci kita berdua

Selamanya..

Tak terlupa..

Kucoba memandang jauh hamparan lembah

Yang tak bersila

Kucoba bertanya

Apakah ini tempat terindah tibanya cinta ??

Ku harap semua..

Abadi dan nyata adanya..

Hidup Dalam Kematian

Tak cukupkah dir terbelenggu

Hanya sekedar untuk menunggu

Emosi terpendam terasa kaku

Lingkaran hari seperti berpacu

Ingin membuang rasa beku

Fatamorgana masa indah terlihat semu

Endapan kekecewaan terungkap kelu

Dimana sebuah keyakinan tertuju??

Itulah yang tak lelah diburu

Etos hidup pun selalu dirindu

Keraguan Perasaan

Sulit dan terhimpit

Berkelumit dalam jerit

Jenuh seakan tak mau pamit

Sadar dirasa belum cukup pahit

Nyata terdengar dongengan berkelit

Hati bergetar tak kuat dalam rumit

Taburan cinta jauh melilit

Dalam benak hanya terbayang sempit

Seiring waktu angin berhembus

Membawa pernyataan yang belum ditembus

Memandang masa lalu dan ingin menebus

Luna kelam dirinya yang tandus

Iringan cahaya membasuh kegelapan

Gumpalan bias langit susah dalam pandangan

Ingin sekali kuungkap semua kebingungan

Penuh tanda tanya dalam keheningan

Sedih..

Perih..

Semua kurasa semakin datang merintih

Yang kubutuhkan hanya pemikiran jernih

Untuk membuang jauh

Perasaan salah tentang masa lalu dirinya yang keruh

Dinginnya Cinta

Di lelah raga menatap

Ku tengadahkan pandangan menuju bebas atap

Tapi cahaya terlelap

Menutup kepastian untuk menghadap

Kulawan rasa menggigil untuk keinginan yang meluap

Sekujur badan tak lagi bisa terhisap

Meskipun telah melewati

Semuanya hanya pertautan mimpi

Harapanku ternyata pergi….

Sepi…..

Kembali

kini semua hilang..
ingin lepas dari mimpi yang terbentang...
bayangan akan indahnya ratapan melayang...
jauh terhempas tak tertatap ruang...
menghinggapi perasaan terbuang..


bawalah segenap ruh berpijak tenang..
kembali mengukir riang...
kembali meretas senang...