Hanya sekali mulut bertutur..
Untaian sangat jujur..
Keras meluncur..
Raga terasa membujur..
Tak mampu berkata syukur..
Sekali lagi semua hancur..
Tak berbekas dan melebur..
Tertiup hembusan sepi yang tertidur..
Hanya sekali mulut bertutur..
Untaian sangat jujur..
Keras meluncur..
Raga terasa membujur..
Tak mampu berkata syukur..
Sekali lagi semua hancur..
Tak berbekas dan melebur..
Tertiup hembusan sepi yang tertidur..
Kuncup kembang merah merekah
Terang menyala merah
Memancarkan keindahan yang tak lelah
Menghidupkan hati yang berduka
Membangunkan perasaan yang lara
Tertegun menatap esok
Bias sinar tak tertengok
Menyisakan sunyi seonggok
Melepas tawa bahagia
Tak mungkin bisa terasa
Hati tak menerima
Suasana mati
Semua di dalam hati
Hanya terdengar rintihan menanti
Bias semangat bagai tak menikmati
Sesak di perasaan sulit tuk terobati
Senang tak lagi menghinggapi
Ayunan rembulan menemani
Rintik butiran air dari langit menghiasi
Suasana jauh dalam tercuri
Hampa ruangan jiwa datang lirih
Sisa rasa sayang tertutupi
Jenuh yang tiba disaat yang tak diharapkan
Membuat kebingungan ???
Rerimbunan hijau berbaris rapi
Di tengah keadaan yang tak bersua..
Tempat berpijak seakan tak berujung pada muara
Nafas tak henti menghela
Merasakan hilangnya nestapa
Dari dunia singkat kita
Keindahan jelas telukis secara nyata
Semua..
Adalah saksi pertautan cunta suci kita berdua
Selamanya..
Tak terlupa..
Kucoba memandang jauh hamparan lembah
Yang tak bersila
Kucoba bertanya
Apakah ini tempat terindah tibanya cinta ??
Ku harap semua..
Abadi dan nyata adanya..
Tak cukupkah dir terbelenggu
Hanya sekedar untuk menunggu
Emosi terpendam terasa kaku
Lingkaran hari seperti berpacu
Ingin membuang rasa beku
Fatamorgana masa indah terlihat semu
Endapan kekecewaan terungkap kelu
Dimana sebuah keyakinan tertuju??
Itulah yang tak lelah diburu
Etos hidup pun selalu dirindu
Sulit dan terhimpit
Berkelumit dalam jerit
Jenuh seakan tak mau pamit
Sadar dirasa belum cukup pahit
Nyata terdengar dongengan berkelit
Hati bergetar tak kuat dalam rumit
Taburan cinta jauh melilit
Dalam benak hanya terbayang sempit
Seiring waktu angin berhembus
Membawa pernyataan yang belum ditembus
Memandang masa lalu dan ingin menebus
Luna kelam dirinya yang tandus
Iringan cahaya membasuh kegelapan
Gumpalan bias langit susah dalam pandangan
Ingin sekali kuungkap semua kebingungan
Penuh tanda tanya dalam keheningan
Sedih..
Perih..
Semua kurasa semakin datang merintih
Yang kubutuhkan hanya pemikiran jernih
Untuk membuang jauh
Perasaan salah tentang masa lalu dirinya yang keruh
Di lelah raga menatap
Ku tengadahkan pandangan menuju bebas atap
Tapi cahaya terlelap
Menutup kepastian untuk menghadap
Kulawan rasa menggigil untuk keinginan yang meluap
Sekujur badan tak lagi bisa terhisap
Meskipun telah melewati
Semuanya hanya pertautan mimpi
Harapanku ternyata pergi….
Sepi…..